PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK DAN MENGHUBUNGKANNYA DENGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

 PEMBAHASAN

(sumber: azensyam.wordpress.com)


1. Perkembangan Kognitif Anak Menurut Jean Piaget 
    Piaget meneliti dan menulis subjek perkembangan kognitif dari tahun 1927 sampai 1980. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget merujuk pada bagaimana orang tumbuh, menyesuaikan diri, dan berubah sepanjang perjalanan hidupnya melalui perkembangan fisik, perkembangan kepribadian, perkembangan sosioemosi, perkembangan kognisi (pemikiran), dan perkembangan bahasa. menurut Piaget perkembangan yang berlangsung melalui empat tahap, yaitu: tahap perkembangan tahap sensori-motor pada usia 0 – 1,5 tahun, tahap pra-operasional pada usia1,5 – 6 tahun , tahap operasional konkrit pada usia 6 – 12 tahun dan tahap operasional formal 12 tahun. Jean Piaget berpendapat bahwa terdapat tiga aspek dalam kognitif anak yaitu, isi (tingkah laku seseorang yang dapat dilihat saat menanggapi masalah), struktur (mental seseorang yang terbentuk ketika berhubungan dengan lingkungan dimana ia tinggal), dan fungsi kognitif (cara seseorang untuk meningkatkan intelektualnya).
    Menurut Piaget anak dilahirkan dengan beberapa skemata sensorimotor atau tingkah laku seseorang didasarkan pada kognisi, ini merupakan suatu tindakan mengenal dan kondisi dimana suatu perilaku itu terjadi, secara tidak langsung pribadi anak akan terbentuk melalui proses belajar yang melibatkan proses berfikir kompleks dan merupakan peristiwa mental yang nantinya dapat mendorong terjadinya sikap dan perilaku. Teori perkembangan kognitif Piaget menjelasakan bagaimana cara anak dapat beradaptasi dan menginterpretasikan dengan objek serta kejadian di sekitarnya. Melalui interaksi dengan lingkungan struktur kognitif akan berubah dan memungkinkan mengalami perkembangan terus-menerus. Tetapi menurut Piaget, ini merupakan proses yang lambat karna skemata itu selau berkembang dari yang sebelumnya. Dengan cara ini, pertumbuhan intelektual yang dimulai dengan respons refleksif anak terhadap lingkungan akan terus berkembang sampai ke titik di mana anak mampu memikirkan kejadian potensial dan mampu secara mental mengeksplorasi kemungkinan akibatnya. Maka dapat disimpulkan bahwa struktur kognitif anak mengkonstruksi lingkungan fisik. 

2. Hubungan Perkembangan Kognitif Anak Menurut Jean Piaget Dengan Pembelajaran            Matematika 
    Pelajaran matematika adalah ilmu pengetahuan yang objeknya bersifat abstrak sehingga memerlukan penalaran deduktif untuk memahaminya, serta pembelajaran matematika selalu dikaitkan dengan kesiapan kognitif dan proses belajarnya dipandang sebagai hasil pencapaian dan perkembangan dari struktur kognitif. Matematika adalah salah satu ilmu yang digunakan sebagai sarana pengembangan kemampuan berpikir siswa. Menurut Piaget ada 4 faktor yang mempengaruhi terhadap perkembangan kognitif yaitu kematangan otak dan sistem syarafnya, pengalaman yang terdiri dari fisik dan logika matematis, transmisi sosial, dan penyeimbangan. Ada beberapa cara untuk membantu siswa dalam memahami konsep matematika yaitu metode teritorial (metode yang membutuhkan pendampingan berkompeten yang mempunyai keahlian khusus, cara biasa yang digunakan adalah berhitung menggunakan tangan), metode visual (mengawali hal yang nyata ke yang abstrak, suatu gambar yang tidak menyertakan angka dibarengi bica untuk menjelaskan gambar tersebut), dan mempersiapkan latihan serta mengulanginya. Pembelajaran matematika sangat penting bagi siswa usia dasar, dan siswa harus mengembangkan kemampuan memahami konsep matematika serta dapat menyelesaikan pemecahan permasalahan matematika. Melalui penataan nalar, keaktifan, dan kemandirian siswa dalam pembelajaran matematika dapat membantu perkembangan kognitif siswa.
Adapun deskripsi perkembangan anak dalam pembelajaran matematika yaitu :

a)  Kemampuan kognitif anak usia 7 tahun (kelas 1 SD), kemampuan kognitif anak diusia ini masih tahap pengetahuan dan pemahaman yang terbatas, pada konteks pendidikan mengacu ke teori Taksonomi Bloom, pada fase ini anak memasuki jenjang paling rendah yaitu C1 (mengingat), fase awal jenjang C2 (memahami). Pembelajaran matematika pada tahap ini sebaiknya menggunakan alat bantu, seperti hitung manual, jari tangan, gambar yang detail  contohnya kertas, dan buah. Pada tahap ini anak-anak sudah bisa dikenalkan jenis-jenis warna, simbol-simbol sederhana seperti lambang-lambang, dan bentuk bangun datar yang ada dilingkungan sekitar. Metode pembelajaran yang digunakan adalah kontekstual dengan mengkaitkan materi yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Dan pada tahap ini kondisi anak masih membutuhkan kesenangan atau ada pada masa bermain, maka dari itu guru harus mendesain pembelajaran yang menyenangkan. 

b)  Kemampuan kognitif anak usia 8 tahun (kelas 2 SD), pada usia ini anak mulai menapaki jenjang C2 yaitu memahami sesuatu dan menuju tahap C3 yaitu menerapkan menerapkan sesuatu yang lebih baik, dan terampil. Menurut Piaget anak usia 7 sampai 8 tahun mampu memahami korelasi yang ada pada kumpulan tingkat dan mampu menyusun berdasarkan ukurannya. Pembelajaran matematis pada usia ini anak dapat menerapkan ketrampilannya, misal saat pembelajaran anak diberi batang coklat, ia akan mampu untuk mengurutkan batang coklat dari yang terkecil hingga yang terbesar. pada fase ini anak sudah bisa diajak belajar berbau formal akan tetapi sesekali membutuhkan kegiatan pembelajaran yang asik seperti pembelajaran berbasis permainan. 

c)  Kemampuan kognitif anak pada usia 9 tahun (kelas 3 SD), pada fase ini anak sudah dapat memecahkan masalah yang lebih rumit, sudah banyak memiliki pengetahuan, wawasan, dan pengalaman dari proses sebelumnya. Kecerdasan anak pada matematika sudah berkembang yaitu tidak hanya mengetahui bangun datar saja, tetapi juga sudah bisa menghitung luas bangun datar, dan mengenal bangun ruang. Anak dapat langsung menghitung angka dalam pikirannya, tanpa menghitung secara manual. Metode pada fase ini adalah belajar kelompok, akan tetapi guru tetap harus mengontrol kegiatan pembelajaran, karna perhatian anak juga mudah goyah. 

d)  Kemampuan kognitif anak usia 10 tahun (kelas 4 SD), pada fase ini anak memiliki daya kritis yang lebih baik dari sebelumnya, anak dapat menelaah suatu masalah secara mendalam. Kemampuan kognitif pada ranah C3 yaitu menerapkan, anak sudah mampu membandingkan objek-objek yang ada. Pada usia 9 sampai 10 tahun anak sudah masuk pada jenjang C4 yaitu menganalisis, mengkontraskan, serta menghubungkan teori dengan fakta untuk menarik kesimpulannya. Kemampuan matematika anak pada fase ini, anak sudah dapat menyelesaikan soal yang lebih rumit. Model pembelajaran kooperatif learning dirasa lebih tepat pada fase ini. 

d)  Perkembangan kognitif anak usia 11 sampai 12 tahun keatas (kelas 5 dan 6 SD), pada fase ini anaksudah mampu berpikir pada sesuatu yang kemungkinan terjadi, fase ini disebut fase operasional formal. Anak sudah dapat berfikir tentang objek yang bersifat abstrak, mampu berfikir secara kritis, dan memahami sebab akibat, kemudian menyusun langka untuk menyelesaikannya. Kompetensi kognitif pada usia ini sudah dapat berfikir strategis sistematis. Kemampuan anak semakin kompleks, yaitu sudah dapat menghitung luas, keliling, serta volume bangun ruang. Model pembelajaran pada fase ini bisa diterapkan pembelajaran yg terpusat kepada peserta didik atau disebut student center, diantara model tersebut ada model inkuiri yaitu kegiatan belajar mengajar dengan pola dari suatu pengamatan menjadi pemahaman.




DAFTAR REFERENSI

Ibda , F. (2015). Perkembangan Kognitif : Teori Jean Piaget. INTELEKTUALITA, 28-29.

Juwantara, R. A. (2019). Analisis Pekembangan Teori Kognitif Piaget Pada Tahap Anak Usia Operasional Konkret 7-12 Tahun Dalam Pembelajaran Matematika. Al-Adzka, 28-29.

Nuryati, & Darsinah. (2021). Implementasi Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget dalam Pembelajaran Matematika Disekolah Dasar. Jurnal Papeda, 154-160.

Riyatuljannah, T., & Suryadi. (2020). Analisis Perkembangan Kognitif Siswa Pada Pemahaman Konsep Matematika Kelas V SDN Maguwoharjo 1 Yogyakarta. EduHumaniora, 49-53.

Komentar